Selasa, 08 Januari 2008

untuk SaHaBaT

Hari berganti hari, ia datang dan pergi. Pergilah kepadanya dan berikan sekuntum bunga dari rambutku ini, sahabat. Jika ia bertanya siapa yang mengirimkannya, aku minta padamu jangan sebut namaku—karena dia hanya datang dan pergi. Ia duduk diatas tanah dibawah pohon itu. Bentangkanlah alas duduk dari bunga-bunga dan dedaunan, Sahabat. Matanya sendu dan itu membuat luka dalam hatiku. Ia tak pernah mengatakan apa yang tersimpan dalam hatinya; ia hanya dating dan pergi.
Jangan engkau simpan sendiri rahasia hatimu, sahabatku!. Katakan kepadaku, hanya kepadaku, dengan diam-diam. Engkau yang tersenyum begitu lembut, berbisik halus, hatikulah yang ingin mendengar rahasia itu, bukan telingaku. Malam telah larut, rumah ini sunyi, dan sarang burung-burung tertangkup dalam tidur. Katakan rahasia hatimu kepadaku dengan airmata yang terpana, lewat senyuman yang ragu, lewat malu yang manis, dan kepedihan.!
Engkau awan senja yang melayang di langit mimpi-mimpiku. Kulukiskan engkau dengan warna-warni kerinduan hati. Engkau milikku, milikku, pengelana dalam mimpi-mimpiku yang tak bertepi!. Kakimu merah mawar oleh bara gairah hatiku, pemungut nyanyian senjaku!. Bibirmu manis –pedih oleh anggur kesedihanku. Engkau milikku, milikku, pengelana dalam mimpi-mimpiku yang sunyi!. Dengan hembusan nafasku kugelapkan matamu, pemburu dipadang hatiku. Aku telah menangkap dan menjeratmu, kekasihku, dalam jala musikku. Engkau milikku, milikku, pengelana dalam mimpi- mimpiku yang abadi.

Tidak ada komentar: